Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman gagal menjadi Panglima TNI setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk KSAL Laksamana Yudo Margono sebagai pengganti Jenderal Andika Perkasa.
Kini Jenderal Dudung menjadi host podcast Kartika di YouTube TNI AD. Pada episode pertamanya, Dudung mengundang dua artis terkenal Raffi Ahmad dan Denny Cagur.
Dalam podcast ini, Dudung meminta tanggapan Raffi Ahmad dan Denny Cagur mengenai program TNI AD di era kepemimpinannya.
Menurut Raffi Ahmad, program TNI AD di bawah Jenderal Dudung salah satunya adalah mendukung ketahanan pangan. Salah satunya adalah program Babinsa Masuk Dapur.
Baca Juga:3 Alasan Maroko Layak Amankan Tempat Ketiga Piala Dunia 2022 Qatar
"Sampai ada yang Pak Dudung bikin Babinsa Masuk Dapur. Itu keren itu pak. Yang di dapur bukan hanya ibu-ibu saja, bukan hanya orang biasa, tapi ada program Pak Dudung, Babinsa Masuk Dapur. Ini untuk ngecek orang-orang agar tidak kelaparan. Ini yang saya salut," ujar Raffi Ahmad.
Dudung mengatakan, dalam program ini ia memerintahkan Babinsa jangan sampai ada rakyat yang hari ini tidak makan. Dudung mengatakan Babinsa harus tahu dan membawa makanan ke warga yang kelaparan.
Dudung lalu mencontohkan programnya di Nusa Tenggara Timur Selatan yang mengaliri air ke warga. Biasanya panen hanya pekarangan. Dengan adanya program TNI AD ini, panen jagung bisa tiga kali di ratusan hektare.
"Masang pompa hydrant. Ga mahal. Tidak menggunakan mesin tidak gunakan listrik. Hanya menggunakan hidrolik," kata Dudung.
Raffi lalu bertanya mengenai langkah Dudung dalam mengamankan jelang tahun politik 2024 agar masyarakat tenang.
Baca Juga:5 Negara dengan Gol Terbanyak di Piala Dunia 2022, Semuanya Kandidat Juara!
"Yang jelas menghadapi tahun politik kita sudah menentukan langkah-langkah strategis. Memantau Perkembangan situasi politik dan yang lain mengancam persatuan dan kesatuan," tutur Dudung.
Hal lain yang ditekankan Dudung kepada para prajuritnya adalah harus netral.
"Netralitas harga mati. Tidak boleh memihak manapun dan siapapun baik kelompok maupun perorangan. sehingga TNI AD harus berada di tengah-tengah. Tidak boleh mendukung, memihak, membela. Kita siap menghadapi itu," tutur Dudung.