Suara Sumatera - Anies Baswedan dituding sebagai 'biang kerok' hancurnya hubungan mesra Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Padahal, kedua tokoh ini dikenal cukup dekat selama ini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) gerakan Pro Jokowi (PROJO), Handoko mengatakan, dinamika politik antara Jokowi dengan Surya Paloh, disinyalir berawal sejak deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden dari Partai Nasdem.
Meski begitu, kata Handoko, belum ada dinamika politik yang cukup berarti. Menurutnya, kondisi politik saat ini masih dalam keadaan yang baik-baik saja.
"Kalau kita lihat, so far politik baik-baik saja, nggak ada gejolak cukup berarti. Situasi juga baik-baik saja," kata Handoko saat ditemui wartawan di Kantor DPP PROJO, Jakarta, Rabu (28/12/22).
"Dinamika-dinamika politik tentu pasti terjadi karena pasti ada deklarasi itu (Anies Baswedan)," tambahnya.
Handoko tetap menegaskan bahwa kondisi perpolitikan nasional masih dalam keadaan yang terkendali. Begitu pun terkait isu reshuffle yang belakangan ramai dibicarakan.
Dia menegaskan, Jokowi memiliki pertimbangan penuh dalam mereshuffle para menterinya.
Itu juga menjadi hak prerogatif bagi presiden untuk menyusun kabinet sesuai dengan visi pembangunan di akhir masa jabatannya.
"Beliau dengan kinerja selama ini, beliau tahu apa yang dibutuhkan kabinet ini untuk bekerja dengan baik," katanya.
Lebih lanjut, Handoko menegaskan bahwa PROJO tidak menolak adanya reshuffle pada Kabinet Indonesia Maju. Dia meyakini, reshuffle kabinet dilakukan untuk menyangga kinerja baik di sisa waktu yang ada.