Suara Sumatera - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menggelar aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023). Aksi tersebut diwarnai dengan menginjak-injak bendera Swedia dan Belanda.
Unjuk rasa PA 212 ini merupakan bentuk protes terhadap aksi intoleran pembakaran dan perobekan Al-Qur'an oleh dua tokoh politik anti Islam asal Swedia dan Belanda.
Mereka juga melakukan hal yang sama terhadap poster wajah Rasmus Paludan dan Pegida Edwin Wagensveld. Wajah kedua tokoh politik anti-Islam itu mereka bakar dan diinjak-injak.
Dalam aksi tersebut, massa juga turut membawa poster yang bertuliskan kecaman mereka, seperti 'Islamphobia go to the hell,' Only evil burnt Qur'an,'Boycot Swedia & Nederland dan all muslims come together.'
Baca Juga:CEK FAKTA: Gempar Penampakan UFO Terbang di Atas Gunung Merapi, Benarkah?
Orator unjuk rasa meminta kepada Pemerintah Indonesia agar segera memutus diplomasi dengan Swedia dan Belanda.
"Kita tuntut kepada pemerintah kita, agar tidak hanya mengecam pelaku pembakaran Al-Qur'an. Kita tekan kepada pemerintah kita, untuk putus hubungan diplomat kita. Kita juga meminta agar Dubes Swedia diusir," teriak orator.
"Usir, usir, usir Dubes Swedia, usir Dubes Swedia sekarang juga," teriak massa menyambut desakan orator.
Menurut perwakilan dari aksi massa tersebut, pemerintah Swedia turut mendukung aksi pembakaran Al-Qur'an di negaranya.
"Pemerintah Swedia mendukung pembakaran Al-Qur'an, usir apa tidak? Usir," teriak orator.
Baca Juga:CEK FAKTA: Kaesang Pangarep Tolak Gabung Partai Demokrat, Sindir Korupsi Era SBY, Benarkah?
"Kalau pemerintah tidak menangkap dan menghukum pembakar Al-Qur'an kita akan aksi terus, siap aksi lagi?" sambungnya.
Diketahui, aksi pembakaran Al-Quran dilalukan politikus Denmark-Swedia, Rasmus Paludan yang merupakan Kepala Partai Politik Sayap Kanan Satrm Kurs.
Rasmus membakar Al-Quran pada Sabtu (21/1/2023) dalam aksi demonstrasinya di depan Kedutaan Besar Turki.
Berselang setelah peristiwa itu, kepala kelompok anti-Islam Pegida Edwin Wagensveld asal Belanda juga melakukan tindakan yang intoleran. Dia merobek sebuah mushaf berisikan ayat-ayat Al-Quran di kota Den Haag, Belanda pada Minggu (23/1/2023)