Apa Itu Malam Nisfu Syaban? Ini Sejarah dan Cara Mengamalkannya

Dalam arti, peringatan malam Nisfu Sya'ban belum ada pada zaman Rasulullah dan Sahabat, baru ada pada zaman Tabi'in.

Abe Chan
Selasa, 07 Maret 2023 | 14:48 WIB
Apa Itu Malam Nisfu Syaban? Ini Sejarah dan Cara Mengamalkannya
Nifsu Syaban (Suara.com/Oke Atmaja)

Suara Sumatera - Malam Nisfu Syaban menjadi begitu istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

Malam Nisfu Syaban ini diperingati pada pertengahan bulan Syaban tepatnya pada 15 Syaban, kalender Hijriyah. 

Merujuk pada kalender Masehi, maka malam Nisfu Syaban ini akan jatuh pada Selasa 7 Maret 2023 hingga Rabu 8 Maret 2023.

Lantas apa saja ibadah yang perlu diamalkan saat memperingati malam Nisfu Syaban. Malam istimewa menjelang bulan Ramadhan. 

Baca Juga:7 Cara Menolak Ajakan Bukber dengan Sopan, Sudah Ada Jadwal Buka Bersama?

Sebelum mengulas amalan ibadah untuk meramaikan malam Nisfu Syaban, ada baiknya kita mengulas sejarah Nisfu Syaban

Sejarah Nisfu Syaban

Dilansir dari islam.nu.or.id, yang mula-mula memulai peringatan malam Nisfu Sya'ban adalah segolongan ulama Tabi'in daerah Syam. Dalam arti, peringatan malam Nisfu Sya'ban belum ada pada zaman Rasulullah dan Sahabat, baru ada pada zaman Tabi'in. 

Peringatan malam Nisfu Sya'ban yang kini diamalkan itu dasarnya adalah mengikuti perbuatan segolongan ulama Tabi'in negeri Syam atau kini dikenal dengan negara Suriah.

Amalan Baik Malam Nisfu Syaban

Baca Juga:6 Dampak Akibat Sering Terlambat Makan, Segera Cek!

Masih melansir islam.nu.or.id, saat malam Nisfu Syaban disunahkan menghidupkan malam Nisfu Sya'ban secara jamaah di masjid. 

Khalid bin Ma'dan dan Lukman bin Amir mengunakan pakaian terbaik mereka, dan pada malam itu mereka i'tikaf di dalam masjid. 

Ishaq bin Rahawaih menyetujui atau tidak mengingkari apa yang mereka lakukan. Ia juga berkata: "Menghidupkan malam Nisfu Sya'ban di masjid-masjid secara berjamaah bukanlah bid'ah." Pendapat ini dinukil oleh Harb Al-Karmani dalam kitab Masa'ilnya. 

Kemudian, dimakruhkan berkumpul di dalam masjid-masjid untuk menghidupkan malam Nisfu Sya'ban dengan shalat, berdoa dan menyampaikan kisah-kisah teladan, namun tidak dimakruhkan shalat sendiri untuk menghidupkan malam Nisfu Sya'ban. 

Ini adalah pendapat Imam Al-Auza'i, seorang imam, ahli fiqih dan alimnya negeri Syam. (Al-Qasthalani, Al-Mawahib Al-Laduniyah,  juz III, halaman 301).

Demikian, di atas adalah dua pendapat yang disampaikan oleh Imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyah. Intinya, perbedaan pendapat ulama terkait teknis menghidupkan malam Nisfu Sya'ban.

Sebagian ulama mengatakan sunah dikerjakan secara berjamaah, sebagian lain memakruhkan secara berjamaah, namun jika pelaksanaannya sendiri tidak makruh.
 

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Unik

Terkini

Tampilkan lebih banyak