Suara Sumatera - Mantan Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri kembali menjadi sorotan publik. Usai nyinyir soal ibu-ibu pengajian, anak Soekarno ini pun meminta agar ada salam Pancasila saat memulai rapat.
Dalam arahan di acara Peringatan Sembilan Tahun Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa di Area Parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno, Megawati lebih mengerucutkan jika salam tersebut bagi yang merasa ideologinya Pancasila.
"Saya minta tolong kepada mereka yang merasa ideologinya Pancasila, kalau mengadakan rapat, pertemuan, itu beri salam (Pancasila)," ujar Megawati.
Menurut sosok yang dapat sorotan karena dianggap nyinyir ibu-ibu pengajian beberapa waktu llau tersebut, seseorang yang yakin berideologi Pancasila akan senantiasa mempraktikkan salam Pancasila di dalam setiap pertemuan yang dihadirinya.
Baca Juga:Tebak-tebakan Netizen ke Mana Tiara Andini Saat Alshad Ahmad Nikah Siri dengan Nissa Assyifa
Dalam kesempatan itu, Megawati juga mengajak para peserta acara, yakni ribuan kepala desa dari seluruh Indonesia untuk mempraktikkan salam Pancasila.
"Jadi begini, kalau saya angkat (tangan kanan) begini, saya teriakkan "Salam Pancasila", nanti kalian menjawabnya sama, tetapi kalian berdiri," ujar Megawati memberikan contoh.
Ribuan kepala desa itu dengan kompak segera menjawab salam Pancasila yang diteriakkan oleh Megawati. "Salam Pancasila," teriak mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Megawati juga mengingatkan segenap bangsa Indonesia untuk senantiasa menjaga kemerdekaan yang telah diraih oleh Indonesia. Ia mengingatkan bahwa perjuangan meraih kemerdekaan yang dilakukan oleh para pendiri bangsa Indonesia bukan merupakan perjuangan yang mudah.
Megawati menambahkan banyak pula pihak-pihak dari desa merupakan pihak-pihak yang paling banyak berkontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sebagaimana dicatat oleh sejarah.
Baca Juga:Ganti 20 Pejabat Pemprov DKI, Sekda Bantah Heru Budi Singkirkan 'Orangnya' Anies
"Kita itu dijajah, harus diingat 3,5 abad oleh Belanda. Setelah itu, bangkitlah namanya perjuangan. Perjuangan itu paling banyak datangnya itu adalah orang-orang yang berada di desa. Itu benar loh. Kalau tidak percaya, cari di buku sejarah," ujarnya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.