Suara Sumatera - Pegiat media sosial Permadi Arya atau Abu Janda menyoroti soal AKBP Muharomah Fajarini yang dicopot dari jabatan Kapolres Kulon Progo Polda DIY.
Dalam akun Instagram @permadiaktivis2, terlihat Abu Janda menunggah tangkapan layar salah satu media online.
"Nah dicopot kan bu! makanya ibu jangan bikin konpers ngadi-ngadi. Tidak ada orang yang punya otak yang percaya patung ditutup inisiatif pemilik, bu! (kecuali yang gak punya otak)," tulisnya dikutip suara sumatera Rabu (29/3/2023).
"Jelas-jelas dilaporan kapolsek ke ibu (slide 2) tertulis "atas permintaan ormas karena dianggap ganggu umat islam", eh malah tekan pemilik untuk ngeles di konpers, untuk apa bu? untuk tutupi intoleransi ormas?? parah sih, pantaslah dicopot," sambungnya.
Baca Juga:Irjen Karyoto Jadi Kapolda Metro Jaya, KPK Segera Tunjuk Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi
Abu Janda meminta agar jangan lagi polisi tidak kalah dengan tekanan organisasi masyarakat (ormas). Dirinya juga memujui Kapolri dan Polda DIY.
"Polri keren. Jangan lagi polisi kalah sama tekanan ormas. Bravo Pak Kapolri @listyosigitprabowo, bravo Polda DIY @poldajogja," tulisnya.
Unggahan Abu Janda tersebut mendapat beragam komentar dari nitizen.
"Patung kok mengganggu iman..aneh-aneh aje," tulis nitizen.
"Mental ibu Kapolres itu contoh dari kebanyakan mental polisi kita..mental lemah ngalah dari tekanan ormas, ga cukup pintar utk bedakan mana yg benar dan harus dibela," kata nitizen.
Baca Juga:4 Penyebab Keretakan Rumah Tangga Berdasarkan Penelitian John Gottman
"Yang ribut juga cuma ormas, bukan wong Islam," ungkap nitizen.
Diberitakan, pencopotan AKBP Muharomah Fajarini dari jabatan Kapolres Kulon Progo Polda DIY tertuang dalam surat telegram bernomor ST/714/III/KEP./2023 tertanggal 27 Maret 2023.
Dilihat dari surat telegram itu, AKBP Muharomah Fajarini dimutasi sebagai perwira menengah (pamen) Polda DIY. Sedangkan jabatan Kapolres Kulon Progo dipercayakan kepada AKBP Nunuk Setiyowati yang sebelumnya menjabat Kasubdit Binsatpam/Polsus Ditbinmas Polda Jateng.
Dalam surat itu tidak dijelaskan alasan mutasi Muharomah Fajarini. Namun, sebelumnya sempat heboh patung Bunda Maria di Rumah Doa Sasana Adhi Rasa ST Yacobus di Kulon Progo yang ditutup terpal.
Hal tersebut menjadi perhatian publik. Fajarini membantah bahwa penutupan patung Bunda Maria itu karena tekanan ormas Islam.
"Jadi ada memang yang hadir di sana orang yang mengaku dari ormas memang. Tetapi penyampaiannya adalah menyampaikan dari warga," kata Fajarini melansir suarajogja.id.
"Jadi menyampaikan masukan warga tidak ada tekanan-tekanan, kemudian memaksa kemudian menutup patung Bunda Maria tersebut. Apalagi dengan menggunakan terpal sehingga ini adalah hal yang salah," sambungnya.
Dirinya mengaku bahwa penutupan patung itu dilakukan tanpa tekanan oleh pihak rumah doa tersebut. Hal itu dipastikan setelah berkomunikasi langsung dengan pemilik yang berada di Jakarta.
"Sedangkan penutupan itu adalah murni inisiatif dari pemilik rumah doa dan kami pun telah melakukan kontak langsung dengan beliau yang ada di Jakarta bahwa betul itu adalah inisiatif dari beliau," katanya.